Samuel Anderson Lee, Bocah 7 Tahun Bandung Raih Emas Olimpiade Matematika Internasional

Hong Kong – Samuel Anderson Lee, bocah pemberani asal Bandung, Jawa Barat, menjadi bintang dunia matematika di usianya yang masih 7 tahun. Tak hanya berhasil mengharumkan nama dirinya di kancah nasional, ia juga menjuarai pentas Olimpiade Matematika Internasional dengan gemilang.

Namun kehebatan Shmuel tidak berhenti pada angka dan pola saja. Ia juga dikaruniai bakat luar biasa di bidang Wushu dan kemahiran berbahasa Mandarin, membuktikan bahwa kecerdasan dapat berkembang dalam berbagai aspek kehidupan.

Perjalanan luar biasa Samuel dalam dunia matematika internasional patut diacungi jempol. Ia berhasil mengumpulkan 5 medali emas dan 1 medali perak dari berbagai kompetisi bergengsi. Nama-nama seperti Singapore and Asian School Mathematics Olympiad (SASMO), World Mathematics Invitational (WMI), Hong Kong International Mathematics Olympiad (HKIMO), Singapore Mathematics Challenge (SMC), dan International Kangaroo Mathematics Competition (IKMC) kini mengakui prestasi Samuel.

Pada akhirnya Samuel berhasil meraih medali emas dan gelar juara dunia Level 3 di final HKIMO Hong Kong, sebuah prestasi yang membanggakan bagi masyarakat Indonesia.

Ketangguhan Samuel diuji tidak hanya dalam matematika, tetapi juga dalam kompetisi olahraga. Medali emas dan perak diraihnya pada kejuaraan Koni Kota Bandung, Koni Jawa Timur, dan Koni Tengah, serta menjadi runner up pertama. Bakatnya dalam berbahasa Mandarin pun tak kalah gemilang, ia menjadi salah satu peserta favorit kompetisi Chinese bridge.

Ibu Vinda Oktria mengungkapkan rasa bangganya. Menurutnya, Samuel tidak hanya meraih kemenangan, namun juga berhasil mencatatkan “nilai sempurna” pada berbagai kategori penting seperti penalaran logis, matematika/pembagian, teori bilangan, dan ilmu kombinatorial. Hal ini menunjukkan kedalaman pemahaman Shmuel dan ketajaman analisisnya terhadap materi matematika.

“Sampai saat ini Samuel belum mengikuti pelajaran formal. Dia belajar matematika di rumah dengan bimbingan kami (orang tua),” kata Vinda, Selasa (23/9/2025).

Bakat luar biasa Samuel dalam bidang matematika ditemukan sejak usia dini. Pada usia dua tahun, ia mampu berhitung sampai 20 dengan lancar, dan menunjukkan kemampuan luar biasa dalam memahami pola dan angka. Kemampuannya terus berkembang, dan pada usia 3 tahun, Shmuel mampu menjawab soal matematika sederhana dengan benar.

Winda memberikan contoh sederhana, “Misalnya ada 6 potong roti yang harus dibagi rata kepada 3 orang, Shmuel bisa langsung menjawab dengan benar bahwa masing-masing mendapat 2 potong roti.” Pengalaman ini menjadi bukti nyata betapa Samuel memiliki intuisi matematika yang kuat.

Titik balik yang membawa Samuel ke kancah internasional terjadi saat ia berusia 6 tahun, masih duduk di bangku kelas satu sekolah dasar. Pihak keluarga berani mendaftarkan Samuel untuk Singapore Math Challenge (SMC) 2024. Aturan kompetisi saat itu mengharuskan peserta berada satu level di bawahnya, artinya anak kelas 1 SD tidak harus memenuhi syarat untuk mengikuti kategori tersebut.

“Rekor itu dibuat saat Samuel berumur 6 tahun dan masih duduk di bangku kelas 1 SD. Kami tantang dia untuk mendaftar Singapore Math Challenge (SMC) 2024. Aturan kompetisi SMC saat itu mengharuskan peserta untuk turun satu level. Jadi, anak kelas 2 bertanding di kategori kelas 1, anak kelas 2, anak SD 3, dan yang dimaksud Samuel SD 3. Anak kelas satu In, sebenarnya seperti kelas satu, saya tidak bisa mendaftar, jelas Vinda.

Setelah berkonsultasi, panitia akhirnya memberikan izin kepada Samuel dengan syarat bersedia menghadapi tantangan tersebut. Dengan persiapan yang minim, hanya tiga kali latihan, Samuel secara mengejutkan berhasil meraih medali perak di kategori ini, bersaing dengan kakaknya untuk kelas dua sekolah dasar.

“Dari situ kami semakin yakin kalau Samuel punya bakat di bidang matematika, dan dari situ kami semakin serius membimbingnya,” kata Winda dengan nada emosional.

Dukungan penuh dari ayahnya yang memiliki latar belakang sebagai administrator akademik dan desainer game menjadi landasan penting bagi pertumbuhan Samuel. Ayah telah mengembangkan metode pembelajaran inovatif yang menggabungkan unsur logika, pemecahan masalah, dan gamifikasi. Pendekatan ini menjadikan proses belajar Shmuel menyenangkan, menantang dan jauh dari kata membosankan, serta membuktikan bahwa kecerdasan anak dapat diasah dengan cara yang kreatif dan personal. (tekan)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *