JAKARTA – Presiden RI Prabowo Subianto menyoroti fakta mengejutkan bahwa Indonesia merupakan salah satu negara dengan anggaran pendidikan terbesar di dunia. Pengumuman itu disampaikannya pada Jumat (23/8) saat memberikan arahan kepada kepala sekolah dan guru di Sekolah Negeri Jakarta.
“Kita adalah salah satu negara di dunia yang anggaran pendidikannya paling besar, terbesar,” tegas Prabowo dalam pidatonya, seraya menekankan besarnya investasi pemerintah di sektor krusial ini.
Namun, Prabowo mengingatkan, pencapaian tersebut jangan sampai membuat bangsa menjadi tenang. Ia menyatakan keprihatinan mendalam atas kemungkinan kebocoran penyaluran dana besar tersebut. Kebocoran ini berarti tidak seluruh anggaran yang dialokasikan benar-benar sampai ke tangan masyarakat yang membutuhkan, ujarnya.
Presiden yakin, para guru dan pimpinan Sekolah Rakyat saat ini yang mewakili berbagai pelosok Indonesia sudah memiliki pemahaman yang lebih mendalam mengenai akar masalah ini. Ia menambahkan, pengalaman mereka di lapangan lebih otentik dibandingkan pemandangan dari Jakarta.
“Saudara-saudara di daerah lebih tahu masalah ini dibandingkan kita di Jakarta, kalian bisa merasakannya. Kalian selalu dengar anggarannya besar sekali, tapi bagaimana sampai ke saya,” kata Prabowo menggambarkan kesenjangan yang bisa terjadi antara realisasi dan anggaran.
Menanggapi hal tersebut, Prabowo menekankan perlunya perbaikan yang signifikan. Kita harus memperbaikinya, kita harus memperbaikinya,” teriaknya, menunjukkan komitmennya untuk mengatasi kelemahan sistemik ini.
Misalnya saja pada tahun 2026 pemerintah mengalokasikan anggaran sebesar Rp757,8 triliun untuk sektor pendidikan. Dari jumlah mencengangkan tersebut, Prabowo secara khusus mengalokasikan Rp335 triliun untuk program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang ditargetkan menjangkau 82,9 juta orang. orang, mis
Program sekolah rakyat juga mendapat banyak perhatian dengan total penyaluran sebesar Rp24,9 triliun, lebih dari 20 kali lipat dibandingkan tahun sebelumnya sebesar Rp1,76 triliun. Selain itu, dialokasikan Rp3 triliun untuk pembangunan sekolah Garuda di sembilan lokasi, serta Rp22,5 triliun untuk rekonstruksi sekolah, naik dari Rp19 triliun untuk renovasi 10.440 sekolah dan 2.120 madrasah.
Program dukungan utama seperti Bantuan Kegiatan Sekolah (BOS), Program Indonesia Pintar (PIP) untuk 21,1 juta siswa, Kartu Indonesia Pintar (KIP) untuk kuliah untuk 1,2 juta siswa, dan dukungan untuk 11,6 juta siswa melalui BOS Kementerian Perdagangan juga akan terus dilanjutkan. Peningkatan keterampilan 41.694 guru juga menjadi prioritas.
Tidak boleh dilupakan bahwa dana pendidikan sebesar Rp 253,35 triliun akan terus disalurkan ke daerah melalui Dana Pendidikan Umum dan Dana Abadi Khusus, menegaskan komitmen pemerintah untuk menjamin pemerataan akses terhadap pendidikan berkualitas di seluruh nusantara. (RI1)




