Banyuwangi Barat – Perum Perhutani Kph Banyuwangi Barat memimpin pedoman kepada masyarakat di sekitar hutan dalam plot 5 RPH BAYU BKPH BAYU, pada hari Minggu (9/3/2025).
Asisten Tanpa Akhir Perhutania (Asper) Rogojam dan Mantri Biuk Forest (KRPH), dan mendesak Presiden LMDH Rimba Ayu untuk memberikan pedoman kepada masyarakat di sekitar hutan, terutama petani hutan yang bekerja di tanah, sementara pelatihan dilakukan dalam santai dan relaksasi dan permeabilitas.
Representasi oleh manajer Perhutani (administrator) West Banyawangi KPH, Asisten Perhutani (Asper) Rogojampat, Nova Alek Sandra mengatakan bahwa kegiatan pelatihan di masyarakat di sekitar hutan di hutan secara rutin dilakukan dengan stafnya, termasuk ketua LMDH.
“Arah kami untuk pesangmem (petani hutan) sehingga dalam implementasi kegiatan untuk penggunaan kawasan hutan, mereka harus sesuai dengan ketentuan yang berlaku, sehingga ada aturan seperti pesngem harus di Perhutani,” kata Nova.
“Sesuai dengan fungsinya, Perhutani berguna secara sosial dengan memperkuat masyarakat dalam penggunaan kawasan hutan bagi masyarakat untuk mendapatkan manfaat ekonomi, tetapi tidak dapat meninggalkan manfaat lingkungan,” jelasnya.
Ketua LMDH Rimba Ayu, Komar mengatakan partainya telah menciptakan hubungan yang sangat baik dengan Perhutania dalam hal pengelolaan hutan dan sejauh ini bersama -sama menerapkan pedoman untuk masyarakat secara langsung.
“Kami sangat bergantung pada hutan yang dikelola oleh Perhutani, mereka tidak hanya akan mendapat manfaat dari lingkungan ekologis atau sehat, karena hutan sangat baik dan terpelihara, tetapi juga mafat ekonomi, karena Perhutani memberikan izin untuk menggunakan kawasan hutan,” kata Komar.
“Anggota LMDH kami bergantung pada banyak ekonomi keluarga mereka di hutan yang dikelola oleh Perhutani, misalnya dan bekerja di daerah itu dengan pinus dan resin terkemuka, serta pesangem atau petani hutan, kami bahkan dapat menggunakan area hutan dengan kegiatan penggunaan lahan di bawah bahan untuk menanam porgan, yles, yles, yles, yles, yles.
Mbah Nardi sebagai petani hutan (Pesanggem) juga mengatakan bahwa makanannya dari Perhutania adalah penanaman beras dan jagung di hutan Kawsan sejauh ini.
“Di rumah kami tidak memiliki tanah, kami ingin menyewa perkebunan yang kami tidak punya uang, satu -satunya harapan yang kami tanam di hutan Perhutani, selama kami merawat tanaman terpenting di Perhutania dan apa arah pemimpin (Perhutani),” kata Mbah Nardi.@Red.