Menelusuri Cerita di Balik Film “Tak Kenal Maka Taaruf” 

Medan – Deputi Bidang Kreativitas Media Kementerian Ekonomi Kreatif/Badan Ekonomi Kreatif (EKRAF) menggelar Bincang Film: Merayakan Kearifan Lokal Melalui Film di Cinepolis Lipo Plaza Medan, Kota Medan. Acara tersebut menjadi ruang pertemuan antara sineas nasional, komunitas film lokal, dan para pelaku kreatif untuk mendalami proses kreatif di balik film Tak Canal Maka Taruf dan dua film pendek karya Komunitas Film Perawan: The Fanciful of Piso Serit dan Gurda Gurdi. 

Deputi Cipta Media Kementerian Ekonomi Kreatif mengatakan, dukungan pemerintah terhadap dialog film ini agar pemerintah, industri, masyarakat, akademisi, media dan lembaga keuangan (Hexahelix) dapat dikembangkan secara global dan regional dalam rangka memperkuat ekosistem film nasional berbasis kearifan lokal serta mendorong kerja sama politik dan politik. 

Pemerintah hadir untuk memastikan ide-ide kreatif lokal diberikan ruang untuk tumbuh dan berjejaring. Kearifan lokal menjadi kekuatan kita di kancah internasional, kata Augustini Rahayu, Deputi Media Kreatif Kementerian Ekonomi Kreatif. Cerita lokal sebagai sumber inspirasi yang tiada habisnya 

Melalui pemutaran film dan sesi diskusi, peserta diajak untuk mengeksplorasi bagaimana cerita lokal dari Sumatera Utara dapat disajikan dalam bentuk film yang kuat secara visual dan emosional. Film Tak Canal Maka Taruf meningkatkan pemahaman peserta mengenai proses adaptasi novel ke layar, menyoroti bagaimana “semangat” cerita dipertahankan, tantangan kreatif yang dihadapi, serta metode penerjemahan teks ke dalam media visual. Dua film komunitas asal Medan, The Fanciful of Piso Serit dan Gurda Gurdi menampilkan berbagai kemungkinan budaya, tradisi, dan identitas lokal yang dapat menjadi landasan cerita film yang menarik dan berkarakter. 

“Dukungan pemerintah melalui Film Talk sangat berarti bagi kami. Program ini memberikan peluang untuk mempromosikan film dan bertemu serta belajar dari komunitas film lokal.

“Komunitas film Medan kaya akan nilai-nilai budaya dan emosional yang memiliki potensi besar untuk menjadi karya sinema yang kuat dan bermakna. Dukungan FilmTalk dan Kementerian Ekonomi Kreatif memberi kita ruang untuk belajar, berjejaring, dan berkolaborasi. Pemberdayaan Komunitas: Fondasi Ekosistem Film Daerah

Komunitas film Medan berperan penting dalam memperbaharui bakat, menghasilkan karya lokal, dan menjaga semangat industri kreatif di daerah. Kegiatan FilmTalk ini merupakan upaya memperluas jaringan dan membangun kapasitas komunitas film agar tumbuh berkelanjutan. Diskusi antara pembuat film, komunitas, dan pemerintah menyoroti berbagai permasalahan, termasuk tantangan produksi dan strategi untuk meningkatkan distribusi karya lokal. 

“Komunitas adalah ujung tombak ekosistem kreatif. Melalui kegiatan seperti Talking Films, kami hadir untuk memastikan bahwa mereka memiliki ruang belajar, ruang kreatif, dan ruang kolaboratif. Kami juga ingin menunjukkan bahwa film daerah mempunyai kekuatan yang besar untuk memperkaya warna perfilman nasional,” kata Donny Setiawan, sutradara film, animasi, dan video.

Sinergi dan kolaborasi untuk sinema regional yang sedang berkembang.

Forum Film di Medan menawarkan berbagai pertemuan diskusi dan berbagi pengalaman antara dunia usaha, komunitas film lokal, dan pemerintah kota. Kepala Dinas Pariwisata Kota Medan M.OD Angia Batubara, Direktur Eksekutif II SE DPRD Kota Medan, H. Iswanda Ramli turut mendukung inisiatif dukungan film di daerah tersebut. Melalui platform ini, peserta tidak hanya belajar tentang proses kreatif, namun juga memahami bagaimana kolaborasi lintas sektor dapat mendorong pertumbuhan ekosistem film yang lebih inklusif, inovatif, dan berkelanjutan. Peserta diajak untuk melihat film ini tidak hanya sebagai sebuah karya seni dan hiburan, namun juga sebagai cerminan budaya dan ekonomi kreatif dengan akar lokal yang kuat.  Melalui semangat gotong royong dan kolaborasi, Film Talk: Merayakan Kearifan Lokal Melalui Sinema diharapkan menjadi langkah nyata penguatan ekosistem perfilman dalam negeri yang berkelanjutan dan berkesinambungan. Dari sini diharapkan akan muncul ide-ide dan kolaborasi baru sehingga pembuatan film Indonesia berakar pada kearifan lokal dan lebih bertaraf internasional. 

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *