Gen Y dan Z Jadi Motor Transformasi Digital Layanan Pertanahan, ATR/BPN Siapkan Sistem Berbasis AI dan Blockchain

JAKARTA – Generasi Milenial (Generasi Y) dan Generasi Z dianggap sebagai pemain strategis dalam mendorong transformasi digital sektor pertanahan Tanah Air. Asnaedi, Direktur Penetapan dan Pendaftaran Hak Atas Tanah (PHPT) Kementerian Pertanahan dan Tata Ruang/Badan Pertanahan Nasional (ATR/BPN), menegaskan, kedua generasi ini telah mencapai keseimbangan antara hard skill dan soft skill yang dibutuhkan untuk membangun pelayanan publik yang adaptif dan inovatif modern.

“Kami berharap munculnya Generasi Y dan Generasi Z yang memiliki pengetahuan, keterampilan, kepercayaan diri, dan kekuatan yang matang akan menjadi motor penggerak transformasi digital ATR/BPN.

Transformasi digital Kementerian ATR/BPN dilakukan secara besar-besaran sejak tahun 2024, ditandai dengan penerapan sertifikat tanah elektronik di seluruh kantor pertanahan. Pada tahun 2025, inovasi ini akan diperluas dengan diluncurkannya layanan peralihan hak atas tanah secara elektronik, yang kini diterapkan di hampir semua provinsi.

“Mulai tahun 2026, sertifikat cetak menjadi pilihan karena semua sertifikat tanah akan berbentuk digital. Perubahan ini dilakukan untuk menghindari penggunaan sertifikat kertas yang menimbulkan ketergantungan dan merugikan masyarakat. jelas Asnaedi.

Selain itu, ia mengumumkan bahwa pada tahun 2028, semua layanan pertanahan akan sepenuhnya digital melalui penerapan blockchain pertanahan dan kontrak pintar. Langkah ini akan menciptakan sistem yang aman, transparan, dan efisien sekaligus mengurangi kemungkinan konflik atau manipulasi data.

Kementerian ATR/BPN juga menghasilkan kecerdasan buatan (AI) untuk penyiapan lahan guna mengintegrasikan seluruh peraturan dan arahan teknis ke dalam sistem pintar. Asnaedi mengatakan, ketersediaan kecerdasan buatan akan memudahkan pengambilan keputusan berbasis data dan berpotensi meningkatkan penerimaan negara bukan pajak (PNBP) nasional dari sektor pertanahan.

Dia menambahkan: “Kecerdasan buatan ini akan membantu menilai, memverifikasi, dan menentukan hak atas tanah dengan lebih cepat, akurat, dan efisien. “

Dalam kesempatan tersebut, Asnadi juga mendorong para peserta pelatihan STPN untuk menjadi pemain kunci dalam transformasi pertanian di era digital. Selanjutnya, STPN bersiap bertransformasi menjadi Politeknik Nasional dan diharapkan mampu menghasilkan sumber daya manusia yang profesional, mudah beradaptasi, dan berwawasan global.

Beliau mengatakan, “Dengan bertransformasinya STPN menjadi politeknik, maka peserta pelatihan akan semakin percaya diri, kreatif dan siap menjadi bagian masa depan ATR/BPN dan bangsa Indonesia. “

Agraria v membahas topik “Peran Strategis Gen Z dalam Transformasi Agraria dalam Inovasi dan Keadilan Agraria di Era Society 5.0” dan diikuti oleh 376 peserta pelatihan STPN Level 1 serta mahasiswa Polbangtan Yoma, UPN Veteran Yogyakarta dan UGM.

Banyak pakar dari Kanwil BPN Provinsi DIY, Administrasi Umum PHPT, Pemprov DIY, serta guru besar dan dosen STPN turut serta dalam acara ini. Diskusi ini menjadi wadah untuk memperkuat peran generasi muda dalam menciptakan inovasi kebijakan pertanahan yang adil, inklusif, dan berkelanjutan di era digital.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *