Berada di lantai enam Mal Pelayanan Publik Barru, Sralasa pada 20 Mei 2025 pagi terasa berbeda. Satu demi satu bidan datang sambil tersenyum dan bersemangat.
Di balik seragam mereka. Di hadapannya, Pj Sekda Kabupaten Baru Abu Bakar meresmikan pertemuan cabang IBI (Muscab) ke-8. Ia membawakan salam dari Pangeran Bupati dan Wakil Bupati – harapan kehormatan, kebanggaan dan kebahagiaan.
Namun Abubakar datang bukan sebagai pejabat belaka. Ia pun menjadi suami seorang bidan. Ia menggambarkan kesunyian desa dan perjalanan panjang bersama istrinya yang menyentuh kehidupan dari balik tembok rumah sederhana. “Saya tahu betapa melelahkannya hal ini,” katanya. “Aku tahu betapa sepinya di sini.”
Dia meninggalkan dua pesan di topeng ini. Pertama, pentingnya menilai perjalanan perusahaan secara jujur—bukan rasa bersalah, namun perbaikan. “Jangan menerima pernyataan tanpa bertanya,” tegasnya. Kritik bukanlah sebuah luka, tapi sebuah cahaya.
Kedua, beliau menekankan perlunya menyusun rencana kerja praktek untuk menjawab tantangan zaman. Jangan hanya fokus pada struktur dan melupakan arti perjuangan.
Terakhir, dia berbicara tentang masa depan. Bagi desa yang menjadi pusat pelayanan kesehatan, bidan merupakan penjaga gerbang pertama. Ia yakin IBI tidak hanya terkenal tapi juga kuat dalam kiprahnya.
“Jaga kerukunan, jaga silaturahmi. Karena kesehatan bukan hanya masalah medis, tapi juga masalah kemanusiaan,” tutupnya.