Di Balik Loreng, Ada Cinta: Satgas Yonif 700/WYC Bawa Harapan dan Kesehatan ke Gigobak, Ujung Papua

Pankak. Di kawasan timur Indonesia yang jalanannya sering berubah menjadi hutan belantara dan fasilitas yang masih jarang menjadi kemewahan, para prajurit TNI Satgas Yonif 700/Wira Yudha Cakti (WYC) hadir tak hanya membawa persenjataan dan taktik, namun juga dengan sentuhan kemanusiaan yang rendah hati namun baik hati.

Minggu (27/7/2025) menjadi hari yang tak biasa bagi warga Desa Gigobak. Di bawah terik matahari pegunungan, warga dari segala usia berkumpul di sekitar Pos Cout Sinac bukan untuk bersembunyi dari rasa takut, melainkan untuk menerima layanan kesehatan gratis, hal yang jarang terjadi di daerah yang jauh dari jangkauan rumah sakit dan klinik.

Kegiatan tersebut dipimpin oleh Sertu Ahmad Razali, seorang prajurit yang hari itu tidak hanya membawa peralatan kesehatan namun juga keikhlasan dan kesabaran yang luar biasa. Satu per satu ia memeriksa kesehatan warga: anak-anak, ibu-ibu muda, bahkan orang tua. Tindakan medis yang dilakukan mungkin sesederhana memeriksa tekanan darah, memberikan vitamin, memberikan obat flu atau batuk, namun nilai kemanusiaan selalu sedalam pelukan dari negeri yang jauh.

Selain itu, para prajurit juga memberikan edukasi kepada masyarakat tentang pola hidup bersih dan sehat, mulai dari mencuci tangan yang benar hingga pentingnya air bersih dan sanitasi. Di wilayah dengan infrastruktur layanan kesehatan yang terbatas, pengetahuan tersebut merupakan alat berharga yang dapat menyelamatkan nyawa.

Namun mungkin momen ketika anak-anak kecil berani mendekat, bahkan memeluk para prajurit, yang sebelumnya hanya mereka ketahui dari cerita orang dewasa, adalah momen yang paling mengharukan. Senyum lebar, pelukan erat, dan penampilan percaya diri mengaburkan batasan antara “resmi” dan “dilindungi”.

Danpos Kout Sinak, Letda CKM Muh Akbar MDKP, berbicara sambil berlinang air mata:

“Kesehatan adalah hak fundamental setiap warga negara. Ketika akses terbatas maka negara wajib hadir. Ini yang kita lakukan. Kita ingin masyarakat tahu: kalian tidak sendirian, kami datang bukan hanya membawa keselamatan, tapi juga harapan,” ujarnya haru.

Ditegaskannya, layanan seperti ini akan menjadi program rutin Satgas Yonif 700/WYC yang akan langsung merespon kebutuhan aktual masyarakat di wilayah tugasnya.

Menyaksikan langsung bagaimana para prajurit tenggelam di tengah masyarakat, Panglima Komando Operasi Habema TNI (Pangkoops), Mayjen TNI Lucky Avianto pun tak menyembunyikan rasa bangganya.

Inilah jati diri TNI yang sebenarnya: Tentara Rakyat. Prajurit yang tidak hanya menjaga batas wilayah, tapi juga menyentuh hati rakyat. Ini bukan sekedar bakti sosial, ini upaya membangun landasan iman, persaudaraan, dan keutuhan bangsa dari bawah, kata Mayjen Lucky.

Saat itu, Desa Gihobak bukan satu-satunya yang menerima layanan kesehatan. Ia mendapat keyakinan baru bahwa negara peduli padanya, eksis dan tidak akan pernah melupakannya. Satgas Yonif 700/WYC membuktikan di balik seragam kamuflase itu tersimpan hati yang penuh rasa cinta terhadap bangsa Indonesia.

Keterangan: Komandan Satgas Habema Media, Inf Letkol Ivan Dwi Priharto

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *