PANGKEP – Dibalik kemajuan teknologinya, terdapat kisah sukses kota-kota kecil yang mampu meningkatkan potensi lokalnya hingga menjadi sumber perekonomian baru bagi Jepang. Strategi yang menonjol adalah memanfaatkan lahan basah dan sungai kecil sebagai tujuan wisata berbasis alam dan budaya.
Misalnya, desa Kushiro di Hokkaido memiliki rawa yang luas. Penduduk desa bersama pemerintah setempat mengembangkan ekowisata seperti jalur pendakian, wisata burung, dan perahu tradisional. Dengan menjaga kelestarian lingkungan, pengunjung dapat menikmati keindahan alam tanpa merusaknya.
Sungai-sungai kecil di negara lain, seperti Prefektur Gifu, tidak begitu menarik. Melalui program revitalisasi sungai, masyarakat memperkenalkan wisata menyusuri sungai dengan perahu kecil, lomba memancing tradisional, dan festival lampion air yang menarik wisatawan lokal maupun mancanegara.
Kunci keberhasilan negara-negara tersebut adalah kerjasama masyarakat, pelestarian budaya lokal dan penggunaan teknologi sederhana dan ekologis. Pendekatan ini membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat desa sekaligus memperkenalkan wajah cantik dan autentik Jepang lainnya.
Kini banyak negara, termasuk Indonesia dan khususnya Kabupaten Pangkep, Sulawesi Selatan, mulai melirik cara Jepang mengembangkan kemampuan negara berbasis alam. Lahan basah dan sungai bukan lagi hambatan, melainkan aset berharga jika dikelola secara cerdas dan berkelanjutan. (Herman Djide)




