JAKARTA – Di balik seragam dan seragam yang melekat pada Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polari), ada kelompok langka dan langka lainnya: kekerasan mental terhadap aparat penegak hukum. Setiap hari, aparat Polri harus menghadapi kejahatan, ancaman fisik, bahkan situasi ekstrem yang menimbulkan trauma mendalam. Stres ini tidak hanya memengaruhi kinerja profesional, tetapi juga dapat merambah ke kehidupan pribadi, termasuk keharmonisan keluarga.
Kapolri Jenderal Listio Sigit Prabowo menegaskan, ketangguhan mental merupakan landasan Polri yang kuat dan sehat. Kecakapan diukur tidak hanya pada kecerdasan dan kekuatan fisik, tetapi juga pada kemampuan menjaga stabilitas mental.
“Pekerja yang tidak mampu mengelola stres rentan terjadinya konflik, baik di lapangan maupun di rumah,” tegasnya.
Kecemasan adalah profesi yang besar dan berbahaya
Studi internasional mengidentifikasi petugas polisi sebagai salah satu pekerjaan dengan tingkat stres tertinggi. Asosiasi Polisi Internasional (IACP) mengungkapkan tingginya tingkat depresi, kecemasan, dan perceraian di kalangan petugas kepolisian di seluruh dunia.
Situasi serupa kini mulai mengkhawatirkan Indonesia. Tekanan kerja yang berlebihan, jam pelayanan yang tidak teratur, risiko hilangnya nyawa serta meningkatnya kritik masyarakat terhadap kinerja petugas membuat isu kesehatan mental menjadi kebutuhan yang mendesak.
Kehadiran Konsultan ‘Syrajka’ di Era Digital
Untuk menjawab tantangan tersebut, Polri mulai melirik konseling online, yaitu layanan konseling digital yang memungkinkan pegawai mendapatkan dukungan psikologis tanpa harus bertatap muka.
Bentuk layanan ini bermacam-macam, mulai dari pesan instan, video call, hingga perangkat aplikasi pribadi. Keberadaannya dianggap sebagai solusi atas dua tantangan besar: terbatasnya akses dan kritik.
* Ketersediaan: Semua staf bekerja di kota-kota besar dengan fasilitas psikologis yang memadai. Banyak yang ditempatkan di daerah terpencil.
*Kritik: Masih adanya persepsi bahwa mencari bantuan psikologis merupakan kelemahan sehingga menghambat anggota untuk datang ke ruang konseling.
Dengan konseling online, petugas Polri dapat mengakses layanan psikologis secara konsisten, personal dan nyaman di mana pun mereka berada.
Sentuhan keluarga dan pernikahan
Konseling internet yang tidak hanya berbicara tentang tekanan pekerjaan, tetapi juga menyentuh sisi pribadi, khususnya kehidupan keluarga seorang polisi. Beban kerja yang berat di tempat kerja, jarak antar pekerjaan yang jauh, dan cedera di lapangan seringkali mempengaruhi kualitas komunikasi antar pasangan. Jika dibiarkan, keadaan ini berpotensi menghancurkan komitmen pernikahan.
Konseling online memungkinkan pasangan untuk tetap terhubung meski terpisah. Mereka bisa leluasa membicarakan masalah rumah tangga tanpa rasa takut. Model ini membantu memulihkan komunikasi, memperkuat komitmen, dan mengurangi konflik keluarga.
Literatur akademis telah mengkonfirmasi bahwa stres kronis dapat mempengaruhi pengambilan keputusan perkawinan. Dalam konteks kepolisian, risiko ini jauh lebih besar dibandingkan profesi lain. Oleh karena itu, konseling pernikahan digital dapat dihentikan sekaligus sebagai tindakan terapeutik.
Hukum internasional
Pentingnya layanan kesehatan mental di kepolisian juga telah disoroti dalam contoh-contoh di seluruh dunia.
* Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres menekankan bahwa kesehatan mental adalah jantung dari ketahanan manusia.
* Sekretaris Jenderal INTERPOL Jürgen Surtan mengatakan bahwa kepolisian modern harus mendukung sistem perawatan terpadu untuk menangani kompleksitas kejahatan di dunia.
Kedua deklarasi ini memberikan legitimasi internasional bagi kebijakan nasional untuk mendorong konsultasi Internet sebagai bagian dari perubahan hukum internasional.
Pelaksanaan
Meskipun menjanjikan, penggunaan nasihat ‘Cyril’ bukannya tanpa tantangan:
1. Kritik internal masih menjadi tantangan bagi buruh.
2. Dokter nasional, termasuk psikiater dalam jumlah terbatas, agar pelayanannya merata.
3. Infrastruktur internet di daerah terpencil.
4. Keamanan informasi harus terjamin, mengingat hal tersebut merupakan masalah mental dan keluarga yang sensitif.
Untuk mengatasinya, diperlukan langkah konkrit: membangun budaya organisasi yang mendukung keterbukaan, mempercepat pelatihan penasihat digital, mengembangkan layanan (online dan tatap muka), dan memperkuat sistem keamanan data.
Lebih dari sekedar inovasi teknologi
Jika berhasil diintegrasikan secara besar-besaran, manfaat konseling online tidak hanya dirasakan oleh aparat kepolisian tetapi juga masyarakat. Korban kejahatan digital atau kekerasan dalam rumah tangga, misalnya, bisa terbantu melalui layanan ini.
Terakhir, konsultasi polisi online bukan hanya sebuah inovasi teknologi, namun juga perubahan budaya. Polri menunjukkan bahwa kesehatan mental dan keharmonisan anggota keluarga merupakan bagian integral dari karir profesional seorang perwira.
Dengan pikiran yang kuat dan kekeluargaan yang harmonis, Polri akan lebih mampu memberikan pelayanan kemanusiaan, sosial, dan profesional.
(Oleh: Andy Madonna)
(Matematika Umum/Editing (JIS)




