Mas Dhito Hadiri Aksi Battle Sound Horeg Disambut Ribuan Massa

Kediri – Penerapan Horeg untuk Battle Sound of the Kediri Kabupaten adalah untuk menarik seribu orang banyak. Tiba di kandidat Hanindhito Himawan Pramana Kediri juga menerima sambutan meriah dari komunitas Horeg Lovers.

Terletak di sekitar Bandara Dhoho Kediri, tepatnya di Desa Grogol, Distrik Grogol, Sabtu (9 September 2014), Battle Sound Horeg diikuti oleh 25 penyewaan suara, menggunakan 12 subs.

Presiden Sedulur Sound Racing Kediri (SSBK) Karyadi mengatakan bahwa salam yang dinamis adalah bentuk pengakuan Cabup Mass Dhito untuk mendukung keberadaan suara Horeg di Kabupaten Kediri. Satu dan pertempuran terdengar horeg.

Diketahui bahwa penerapan pertempuran Horeg suara telah menjadi serangkaian perayaan SSBK 1 tahun. Tetapi momentum ini dianggap sebagai awal kebangkitan setelah beberapa tahun kekosongan.

“Kami menghargai dukungan massa Dhito. Terima kasih kepada Tuhan acara ini sangat jelas malam ini,” kata Karyadi.

Menurut Karyadi, Horeg Sound telah dibuka dalam pertempuran diterapkan dan berusaha untuk mengakomodasi kerumunan dalam ribuan ribu. Strategi implementasi berhasil. Di mana ribuan orang menuangkan di acara tersebut.

“Jika tidak luas, Anda mungkin tidak akan cocok dengan penonton,” Karyadi menjelaskan.

Sementara itu, March Dhito mengatakan bahwa memilih aksi pertempuran Horeg adalah penting untuk kenyamanan masyarakat. Termasuk meminimalkan banyak kerentanan.

Untuk mengatasi hal ini, Mass Dhito berencana untuk meninjau aturan lokasi Horeg terdengar dengan Peraturan Regional (PerDA). Dalam hal ini, bagiannya berkomitmen untuk menyediakan payung hukum untuk aktivis suara Horg.

“Jadi nanti kita akan mengaturnya di Perda,” tambahnya.

Dengan aturan bijak, Mass Dhito menemukan bahwa suara Horeg dapat memuji persatuan di masyarakat. Selain itu, partainya juga meminta Horeg Battle Voice untuk membuka lagu National IM dan Negery National Indonesia.

Oleh karena itu, diharapkan bahwa di masa depan suara suara suara horeg dapat dipertahankan lagi tanpa mengubah budaya masyarakat.

“Mudah -mudahan, suara Horeg dapat berlanjut tanpa penyakit budaya di masa depan,” pungkasnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *