Wakil Bupati Barru Rakor Percepatan Penurunan Stunting 

Barru – Wakil Ketua Regional RARU, DR. IR. Abustan Andi andi Bintang, M.SI, bersama Ketua Tim PKK Kabupaten. Milmin baru-baru ini menghadiri rapat koordinasi percepatan penurunan stunting di Sulawesi Selatan yang dilaksanakan di Kantor Gubernur Sulawesi JL. uri sumoharjo, Makassar, Kamis (8/5/2025).

Rakor tersebut dipimpin oleh Wakil Gubernur Sulowesi Selatan Suawesi Selatan, HJ. Fatmawati Rusdi didampingi Wakil Kepala Medis/Wakil Walikota, Kepala Dinas Pelayanan Masyarakat dan Pemberdayaan Masyarakat Bappelibanda Kota, serta Ketua Kelompok Gerakan PKK Sourawesi.

Dalam forum tersebut, Wagub, khususnya Wakil Presiden Barr, diminta menjelaskan praktik terbaik dalam menangani aksi-aksi yang mengharumkan Kabupaten Barr.

“Barr mencatat angka prevalensi tertinggi di Sulsel sebesar 14,1%, sedangkan di daerah lain masih di atas 20-30. Hampir semua pejabat tinggi datang memeriksa.” 

Namun, ia juga mengakui bahwa saat ini mereka menghadapi tantangan yang cukup besar. Berdasarkan data terakhir, angka stunting di Barid meningkat menjadi 24,2% atau meningkat hampir 10%.

Menurutnya, kesuksesan awal Pemkab Rabru tak lepas dari taktik yang diterapkan, yakni kolaborasi menghilangkan OPD, Bund, Bultion/Bumd hingga pemerintah daerah.

 Ia menegaskan, tidak ada satu organisasi pun yang tidak berperan dalam upaya penanggulangan stunting. Kementerian Pekerjaan Umum, misalnya, telah meluncurkan program Cinta Pasti (menciptakan program perawatan rumah yang bersih dan aman) yang memastikan bahwa stunting tidak berdampak pada keluarga miskin.

 “Kita utamakan penanggulangan kemiskinan karena hampir pasti kemiskinan akan tertindas, tapi belum tentu miskin,” jelas Abustan. “Ada masalah perilaku yang perlu diperbaiki.”

Ia juga menekankan pentingnya studi stunting untuk menentukan intervensi yang tepat. “Tanpa pengawasan, intervensi bisa dialihkan,” ujarnya. Misalnya, seorang anak mendapat susu padahal dia tidak kelebihan berat badan. Dia berbicara tentang perkembangan motorik dan malnutrisi.

Selain itu, sub-wilayah tersebut melaporkan bahwa 5-10% desa secara khusus fokus pada penanganan stunting. Ia juga memastikan, dengan dukungan Baznas, tidak ada lagi keluarga miskin di Barr yang tidak memiliki toilet keluarga.

Namun masih terdapat tantangan terutama terkait akses air minum dan akses gizi bagi remaja. Ia mengatakan, sumber air minum di Baro masih terbatas sehingga sanitasi masih dalam proses. Ia juga mengkritik penggunaan tablet pengencer darah yang tidak disukai remaja karena rasa dan efek sampingnya.

“Saat ini kami sedang mengembangkan programnya,” tutupnya. “Kami berharap Wakil Gubernur bersedia memberikan pertunjukan langsung di Barr terlebih dahulu.”

Pameran ini mendapat pujian dari Wakil Gubernur Sulawesi Selatan, Sureawesi Selatan, yang menunjukkan praktik baik dimana daerah lain perlu menurunkan suku bunga melalui pendekatan terpadu yang ditujukan untuk mengatasi kemiskinan ekstrem.

(Hikpb/MHH)

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *