Solok – Aroma Kari Pisang Karuak yang harum memikat setiap langkah pengunjung yang melintasi tepian Danau Tuo, Jore Ujuang Larang, Nagari Kotosani, Kecamatan X Koto Singkarak, Kabupaten Solok. Di tengah berlangsungnya Festival Lima Danau 2025 yang berlangsung pada tanggal 9 hingga 11 Oktober, sajian tradisional ini berhasil menyita perhatian dan menjadi favorit pecinta kuliner tanah air.
Karuak Pisang Karuak, masakan khas masyarakat Nagari Kotosani, terkenal dengan perpaduan unik antara gurih, manis dan sedikit pedas. Perpaduan rasa yang unik menciptakan pengalaman luar biasa yang sulit ditemukan di tempat lain.
Kari Pisang Karuak adalah kari ayam berlapis pisang karuak yang tumbuh di hutan.
Plt. Kepala Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Solok Aida Herlina mengatakan, kehadiran kuliner khas di setiap event pariwisata merupakan strategi penting dalam memperkenalkan potensi Nagari kepada masyarakat luas.
“Seperti sajian gulai pisang caruac pada umumnya ini. Tentunya sajian lezat ini patut diketahui masyarakat luas agar pengunjung dapat menikmatinya, melihat potensi Danau Tuo Jorang Ujuang Larang Nagari Kotosani,” kata Aida Herlina.
Salah satu pengunjung, Nyonya, seorang konten kreator asal Indonesia yang kini berdomisili di Perancis mengaku terpesona dengan cita rasa kari pisang Karuak.
“Rasa ini sangat unik, belum pernah kita temukan di tempat wisata lain di Sumbar. Sebaiknya gulai ini selalu disajikan di setiap acara besar agar lebih dikenal,” ujarnya mengesankan.
Dukungan terhadap pelestarian tren kuliner ini juga diberikan oleh Anggota DPRD Kabupaten Solok, Trio Carnot Vivo yang turut hadir dalam festival tersebut. Ia menegaskan, Kari Pisang Karuak sudah lama menjadi bagian dari tradisi masyarakat setempat.
“Hidangan ini biasanya disajikan pada setiap acara syukuran di desa kami, dan juga menjadi menu pokok di setiap acara besar di Cotosani,” ujarnya.
Politisi yang juga berasal dari Kecamatan Jore Ujuang Larang ini menambahkan, masih banyak potensi kuliner Nagari Kotosani lainnya yang belum bisa digarap.
“Saya berharap tahun depan semua masakan khas Nagari bisa tersaji sehingga pengunjung bisa menikmati kekayaan masakan kita,” ujarnya.
Lebih lanjut, Trio Carnot Vivo menyatakan acara seperti Festival Lima Danau tidak hanya sekedar sarana hiburan dan promosi pariwisata, tetapi juga berperan penting dalam meningkatkan perekonomian masyarakat setempat.
“Saya sebagai anggota DNRD tentunya mendukung penuh program pemerintah daerah yang dapat mengedukasi masyarakat dan membuka peluang peningkatan pendapatan di desa-desa tempat kegiatan tersebut dilaksanakan,” jelasnya.
Kenikmatan memasak seperti Kari Pisang Karuak perlu dianut agar menjadi identitas dan kebanggaan daerah, ujarnya.
“Kabupaten Solok masih banyak pilihan kuliner yang bisa bersaing dengan makanan modern. Tinggal bagaimana kita mengangkatnya dan menjadikannya simbol kebanggaan daerah,” kata trio Carnot Vivo.
Dengan diperkenalkannya Kari Pisang Karuak di Festival Danau Lima 2025, masyarakat Nagari Kotosani telah membuktikan bahwa kekayaan cita rasa lokal dapat menjadi daya tarik wisata menyaingi destinasi modern. Warisan kuliner yang tak hanya menggugah selera, namun juga memperkuat identitas budaya Kabupaten Solok.