TNI Jadi Guru di Ujung Negeri: Marinir Ajarkan Huruf dan Harapan di Pedalaman Papua

Semoga ada cahaya ilmu pengetahuan di kalangan Yahukimo – [kesunyian bangsa dan keheningan batas negara, ilmu pengetahuan ditemukan. Ada senjata, tapi ada kapur dan buku catatan. Rabu, 14 Mei 2025.

Batalyon Infanteri Bermotor 1 Korps Marinir Papua Nugini tidak hanya berkomitmen menjaga batas negara, namun juga mendobrak batasan keterbelakangan pendidikan. Di desa Longon di Yudaro, para prajurit memindahkan posnya ke sebuah ruangan sederhana, tempat para Papion mulai belajar huruf, angka, dan sentimen nasional.

Anak-anak kecil disalib pada Rabu (14/5/2025) dan tanahnya dijadikan ruang kelas darurat. Di hadapan mereka, para prajurit dengan sabar membaca, menulis, dan memimpin dengan susah payah. Kegiatan ini bukan sekadar program dan misi kemanusiaan.

Mengisi lantai dansa, kami di sini bukan untuk memulai masa depan, namun kami di sini untuk memulai masa depan.

“Setiap Babo belajar sebagai seorang anak dan menjadi bagian dari masa depan Indonesia. Sebagai hasilnya, kita juga akan menjadi bagian dari masa depan Indonesia.”

Tony menjadi pendidik terdepan

Satgas Pamutas hadir hanya untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat, namun ia membuka akses terhadap pasal-pasal besar yang sering terabaikan. Prajurit adalah guru, kakak laki-laki, jauh dari sekolah formal, dengan cara yang hangat dan humanis.

Rencana pelatihan ini dilakukan secara berkala dan disesuaikan dengan kondisi setempat. Pengajaran membaca, menulis, berhitung, dan nilai-nilai kebangsaan dimasukkan ke dalam ramuannya, agar anak dapat tumbuh dengan rasa cinta tanah air.

Jawaban Komunitas: Aksi vs. Kesombongan

Orang-orang sangat memberi semangat. Ia menyambut baik inisiatif Tony yang tidak hanya melindungi namun juga memberikan sentuhan kemanusiaan.

“Kami sangat bersyukur, salah satu anak kami kini menjadi salah satu tokoh masyarakat di desa Lokban,” TNE. Kehadiran desa Longagon mengatakan, “TNE. Keberadaan TNE dikenal dengan Desa UPointon.

Pangcops Higima : Ini pengabdian yang tiada habisnya

Utama. Komandan Operasi Tibama, Jenderal Kelinci Acean Avanto, juga mendapat lampu hijau untuk ikut serta dalam operasi regional tersebut. Menurutnya, kehadiran Tony di perbatasan merupakan pengabdian yang sungguh tanpa pamrih.

“Kami melindungi pemerintah kami sekaligus memperjuangkan masa depan negara kami dari generasi ke generasi. Pendidikan adalah senjata paling ampuh yang kami miliki untuk mengubah dunia, dan kami siap menjadi bagian dari perubahan itu.”

Pasukan Indonesia di Perbatasan: Menjaga negara dan menginformasikan kepada anak-anak negara

Sertifikasi: Kopa m

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *